Kamis, 11 Juni 2009

Forum 98 Minta Kunjungan SBY ke Tanah Karo Tidak Bersifat Politis

RENCANA kunjungan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Kabupaten Tanah Karo pada akhir Agustus mendatang disambut baik. Namun SBY diingatkan untuk tulus dalam kunjungan itu dan tidak memiliki pamrih politik sedikitpun.

"Siapa sich yang enggak senang daerahnya dikunjungi Presiden RI ? Saya senang, Anda pun pasti senang. Dan kita semua yakin kalau masyarakat Tanah Karo berharap kedatangan Presiden. Tapi kalau terlalu sering SBY ke Sumut sejak 2006 lalu, maka bisa menimbulkan pertanyaan dari masyarakat," ujar tokoh Forum 98, Agus Arifin, didampingi Direktur Program Serikat Masyarakat Indonesia (SMI), Kris, kepada para wartawan di Medan, Minggu (27/7).
Agus, demikian ia biasa disapa, melihat daerah kunjungan SBY belakangan ini kental dengan aroma politis. Ketua Serikat Buruh Sumatera Utara (SBSU) ini lalu menunjuk kunjungan SBY ke Parapat dan Simalungun beberapa waktu lalu sebagai indikasi kentalnya aroma persaingan politik.

"Kalau ke Parapat mungkin bisa dimaklumi, karena memang itu adalah agenda tahunan, walau sebenarnya sangat jarang seorang presiden dari era masa lampau membuka atau menutup acara budaya masyarakat Batak Toba ini," ujarnya..
Forum 98 sendiri, kata Agus, sebagai wadah perjuangan bagi para mantan aktifis mahasiwa, rakyat, dan aktifis NGO yang pernah berjuang melawan rezim Soeharto di era Orde Baru lalu, melihat pemerintah saat ini tidak terlalu jauh dengan pemerintahan sebelumnya.

"Terlalu banyak seremoni dan kunjungan," ujarnya. Nah, bagaimana dengan kunjungan SBY ke Simalugun untuk panen padi? Direktur SMI, Kris, yang juga berafiliasi ke Forum 98 menilai sebenarnya kunjungan SBY tersebut juga bukan sebuah masalah.
Tapi ia menilai kemungkinan akan ada masyarakat atau kekuatan politik di luar pemerintah yang melihat kunjungan ke basis parpol oposisi itu sebagai kunjungan politis. "Beberapa waktu lalu kan PDI-P gencar menggiatkan pertanian organik dengan menggunakan bibit padi unggul yang mereka namakan MSP. Saya kuatir, ada pemaknaan politik yang lain dari aksi panen padi ala SBY itu," ucapnya.

Pengamat politik lulusan Universitas Sumatera Utara (USU) dan Universitas Indonesia (UI) yang kini berdomisili di Sumut, Dadang Dharmawan SSos MSi, melalui saluran telepon mengaku dapat memahami kegelisahan para aktifis Forum 98 tersebut.

"Karena itu, saya pikir dia (SBY -red) harus mampu berdiri di atas semua golongan dalam setiap kunjungannya," saran Dadang. Ia setuju kalau kunjungan SBY ke Tanah Karo -kalau jadi- tidak disertai embel-embel politik yang terkait erat dengan pemilu 2009.

"Kalau wacana politis itu yang lebih dominan, ini justru kontraproduktif bagi SBY. Masyarakat akan mengapresiasi kunjunga SBY itu dengan nada kritis dan minor," ujarnya. Apakah memang sedemikian kentalnya aroma politis dari setiap kunjungan SBY ke Sumut beberapa waktu terakhir ini, termasuk rencana ke Tanah Karo?

Mantan Ketua Badko HMI Sumut ini tidak menafikan hal tersebut. Ia menilai seperti menjadi sebuah keniscayaan kalau saat ini masyarakat memersepsikan kalau rivalitas antara SBY versus Megawati Soekarno Putri sudah sedemikian kencangnya.

"Sudah menjadi keniscayaan kalau nantinya juga di tahun 2009, SBY akan berhadapan dengan Megawati. Sangat mungkin ini terjadi. Dan tafsiran politik inilah yang selalu muncul dari nyaris setiap aktifitas politik kedua politikus nasional itu," tegas Dadang Dharmawan.

Tidak ada komentar: