Jumat, 12 Juni 2009

Hati-Hati Merokok Di Kota Jakarta

Jika anda mengunjungi kota Jakarta, mungkin Anda harus lebih peka memperhatikan rambu-rambu larangan merokok di kota ini, karena bertepatan dengan peringatan hari tembakau sedunia, pemerintah kota Jakarta memperluas kerjasamanya dengan berbagai pengelola tempat untuk menciduk para perokok yang merokok di sembarang tempat.
Sekitar 3.000 orang tampak memadati Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Kawasan yang menjadi salah satu ikon ibukota Indonesia ini menjadi lokasi puncak peringatan hari tanpa tembakau sedunia yang digelar Minggu (31/5) kemarin. Dalam kesempatan ini, Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengingatkan warga kota Jakarta untuk membudayakan hidup sehat dengan tidak merokok. Hal ini ditegaskan oleh Fauzi Bowo dengan menandatangani MoU bersama sejumlah pengelola pusat-pusat keramaian kota, antara lain pusat perbelanjaan, pusat hiburan, lokasi perkantoran,dll. MoU ini mencantumkan kewajiban pengelola tempat-tempat keramaian untuk secara tegas menindak orang-orang yang kedapatan merokok di tempat-tempat yang mereka kelola.

Penetapan kawasan dilarang merokok sebenarnya bukan hal yang baru di Jakarta, penetapan peraturannya sudah dipublikasikan pada 4 Februari 2006 silam. Namun begitu, kurang tegasnya penerapan peraturan ini di lapangan, menjadikan aktivitas merokok masih sering dijumpai di kawasan-kawasan dilarang merokok.

“Saya tahu kondisi ini, dan saya meminta seluruh warga untuk bersama-sama memerangi kebiasaan merokok yang buruk ini. Saya gembira tadi masyarakat menandatangani MoU, termasuk DPP Organda, para asosiasi pengusaha hiburan, asosiasi mal. Saya berharap dengan keikutsertaan mereka ini, upaya yang kita lakukan akan lebih mencapai sasaran.” Kata Fauzi Bowo – Gubernur DKI Jakarta.

Kota Jakarta memiliki tujuh kawasan dilarang merokok, yaitu, tempat-tempat umum seperti terminal, stasiun dan pusat perbelanjaan, tempat-tempat kerja seperti gedung perkantoran, pusat pelayanan kesehatan, area tempat kegiatan anak, tempat peribadatan, tempat pendidikan, dan angkutan umum.

Pelanggaran yang dilakukan oleh para perokok akan dikenakan sanksi berupa kurungan badan selama 3 bulan dan denda setinggi-tingginya 50 juta rupiah, sedang bagi pihak pengelola tempat yang tidak memberikan rambu dilarang merokok serta membiarkan orang merokok, akan dikenakan sanksi administrasi hingga pencabutan izin pengelolaan.

UD.SIABANG-ABANG (GROSIR SEMBAKO)
JLN. SETIA BUDI T.SARI NO.460 MEDAN
TLP. (061) 8226730 (061) 76488204

Di dirikan pada tgl 21-05-2009

Pemilik :

  • Nama : Ricardo Sanada .Perangin-Angin
  • ttgl/lahir : Jakarta, 31-12-1985
  • Agama : Kristen Protestan
  • Status : menikah
  • Pekerjaan : Swasta
  • Asal : Desa : Siabang-Abang
  • Kec : Kuta Buluh
  • Kab : Karo
  • Sumut
  • Ttgl sekarang : Jln.Setia Budi T.Sari No. 460 MEDAN
  • Motto : Kami UtamakanKepuasan Pembeli
  • Kami Ucapakan Terimah Kasih
  • Keluarga besar Perangin-Angin And Ginting Mergana

JK Janjikan Harmonisasi dan Kemajuan Ekonomi

Calon presiden (capres) Jusuf Kalla (JK) menjanjikan terciptanya harmoni rakyat dan bangsa Indonesia serta kemajuan ekonomi jika terpilih sebagai presiden mendatang.

JK pun menegaskan tidak akan membuat malu rakyat Indonesia di masa mendatang dengan kemajuan dan kemandirian bangsa Indonesia. JK menegaskan, dirinya dan Wiranto merupakan pasangan Nusantara yang mewakili bagian besar dari elemen masyarakat seluruh Indonesia.”Kami menjamin harmoni bangsa ini, bahwa cara berpikir kita dan ambil keputusan untuk bangsa ini,” katanya di Lapangan Karebosi, Makassar, kemarin. Pasangan capres nomor urut 3 ini mengawali kampanye terbuka di Lapangan Karebosi.

Sebelum mereka bertemu di Makassar, JK berkunjung ke kampung halaman Wiranto di Yogyakarta, sedangkan Wiranto melakukan kampanye dialogis di Bali.Kampanye terbuka di Makassar didukung Presiden Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) Ryaas Rasyid,ekonom dan anggota Komisi XI DPR Dradjad Wibowo, politikus PBB Ali Mochtar Ngabalin, dan Wakil Ketua Majelis Pakar PPP Lukman Hakiem. Menurut Ryaas Rasyid, semua pihak harus melawan bentuk teror politik yang ingin menggiring pilpres satu putaran.

”Sekarang ini ada teror politik bahwa seolah-olah pilpres akan berlangsung satu putaran. Teror ini harus kita lawan,”kata Ryaas. Sebelum di Makassar,Wiranto sempat melakukan kampanye dialogis hadapan lebih dari 200 orang elemen masyarakat Bali. Acara dengan tema ”Dunia Usaha dan Keamanan”.Wiranto mengatakan akan mengintensifkan kampanye dalam bentuk dialogis untuk mendidik dan penguatan demokrasi mendatang. Di tempat terpisah, pengamat politik Universitas Indonesia Burhan Djabir Magenda mengatakan, dalam berpolitik tidak ada yang mustahil dan masih memungkinkan tokoh di luar suku Jawa untuk dapat terpilih.

Pasangan JK-Win dinilai mewakili keragaman suku bangsa Indonesia. ”Yang terpenting di sini adalah orang itu harus memiliki identitas kebangsaan,” kata Burhan dalam diskusi ”Kebhinekatunggalikaan Capres-Cawapres 2009–2014” di Kampus UI Salemba, Jakarta, kemarin. Dengan mengutip pernyataan Wiranto pada Jusuf Kalla, Burhan mengatakan budaya itu membutuhkan asimilasi. Setiap orang memiliki kemampuan yang sama karena memiliki multiidentitas.

Mega-Prabowo Tolak Pengurangan TPS

Pasangan calon presiden dan wakil presiden Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto menolak keputusan Komisi Pemilihan Umum yang mengurangi lebih 68.000 tempat pemungutan suara (TPS).

Sekretaris Umum Tim Kampanye Nasional Mega-Prabowo,Fadli Zon mengatakan pengurangan jumlah TPS dari 519.920 menjadi 451.183 berpotensi menimbulkan banyak kerugian bagi pemilih.Sebab, saat pemilu legislatif dengan jumlah 519.000 TPS,masih banyak pemilih yang tidak mendapatkan haknya karena tidak masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT). ”Pengurangan TPS malah membuka pintu kecurangan baru dan menyulitkan masyarakat menggunakan hak pilihnya.

Karena itu, kami akan melayangkan surat penolakan pencabutan 68.000 TPS. Ini hal yang merugikan masyarakat,” tandas Fadli Zon di kediaman Megawati,Jalan Teuku Umar, Jakarta, kemarin. Sebelumnya, Fadli Zon bersama tim Mega-Prabowo mendatangi KPU untuk menyampaikan langsung protesnya secara resmi. Dia menjelaskan,pengurangan jumlah TPS tidak sesuai dengan asas memberi kemudahan bagi pemilih. Untuk itu, tim kampanye Mega-Prabowo akan terus memperjuangkan agar rakyat diberikan akses yang mudah untuk menyalurkan hak pilihnya. Bahkan, pihaknya siap menindaklanjuti masalah tersebut ke jalur hukum jika KPU tidak mengindahkan surat protes tersebut.

”Kami akan mengambil tindakan nyata. Kami akan komunikasikan dengan tim advokasi,”ungkapnya. Dalam kesempatan itu, menanggapi alasan KPU mengurangi TPS,menurut Fadli itu sama sekali tidak masuk akal jika dibandingkan dengan keinginan menciptakan pilpres yang jujur dan adil serta berkualitas. ”Alasan KPU atas pengurangan TPS untuk efisiensi sangat tidak masuk akal. Sebab, yang penting kan bagaimana pemilu berlangsung dengan jujur dan adil, serta memudahkan bagi pemilih menyalurkan hak pilihnya,” ujarnya.

Sekretaris I Tim Kampanye Nasional Mega-Prabowo, Hasto Kristianto menambahkan, selain berpotensi menimbulkan celah baru untuk melakukan kecurangan dari capres tertentu, pengurangan TPS juga akan mendatangkan kesulitan karena tempatnya dipastikan mengalami perubahan dari TPS pada pemilu legislatif lalu. Hal itulah yang bertentangan dengan prinsip kemudahan pemilu bagi pemilih.Tak hanya itu, keputusan KPU bisa rawan pertanyaan, apakah ada kepentingan tertentu yang melatarbelakangi keputusan tersebut.

”Atas keputusan itu,kami akan mengomunikasikan dengan kelompok- kelompok lain yang prodemokrasi. Sebab, ini (pengurangan jumlah TPS) terlihat ada pintu baru kecurangan,”ungkapnya. Pengurangan TPS dinilai sebagai bentuk kecurangan baru yang sistematis di pilpres dalam konteks penghilangan kesempatan penggunaan hal pilih warga negara, sebagaimana yang terjadi dalam pemilu legislatif lalu. Fadli Zon yang juga Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra mengatakan, dalam UU 42/2008 tentang Pilpres tidak diwajibkan satu TPS berjumlah 800.

Menurutnya, UU hanya memberi batas jika satu TPS maksimal adalah 800 orang.”Jadi,tidak harus 800 orang per TPS,”paparnya. Secara terpisah, anggota KPU Andi Nurpati mengatakan pengurangan TPS adalah amanat dari UU Pilpres. Sebab, dalam UU Pilpres disebutkan, satu TPS maksimal 800 pemilih.Aturan tersebut hampir sama dengan saat pemilu legislatif.Hanya, saat pemilu lalu, satu TPS maksimal adalah 500 pemilih.

Dengan berubahnya aturan, jumlah TPS juga akan berubah. Meski demikian, kata Andi, pengurangan TPS tersebut tidak mengganggu pemilih. Itu karena KPU sudah memerhatikan kondisi geografis saat mengurangi TPS. Misalnya,, jika dengan TPS yang baru jarak semakin jauh,TPS tersebut tidak akan dibuat.Kemudian, TPS baru tidak akan menampung pemilih dari desa berbeda.

Pasar Tradisional Jadi Ajang Kampanye


KAMPANYE TERBUKA Tiga calon presiden (capres) kemarin mengawali kampanye terbuka. Capres Jusuf Kalla menyampaikan orasi politik di Lapangan Karebosi, Makassar (foto kiri). Capres Susilo Bambang Yudhoyono bersalaman dengan pedagang Pasar Tanah Abang, Jakarta (foto tengah). Capres Megawati Soekarnoputri melepas rombongan mobil kampanye “Mega-Pro” di Jakarta (foto kanan).
JAKARTA (SI) – Kampanye pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) dengan mendatangi pasar-pasar tradisional bukan cermin program ekonomi masing-masing.

Langkah itu lebih sebagai upaya menjaring simpati dukungan. Berbagai kalangan ekonom mengharapkan para capres-cawapres tidak menggunakan rakyat kecil, terutama pedagang pasar tradisional, sebagai komoditas politik semata. Para capres-cawapres itu harus memperhatikan kebutuhan mereka, terutama soal kestabilan harga, soal persediaan dan kualitas pasar.

“Sudah saatnya mereka itu benar-benar diperhatikan, bukan hanya dimanfaatkan saja,” ujar Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Firmanzah kepada Seputar Indonesia(SI) kemarin. Firmanzah menilai wajar jika semua pasangan mengunjungi pasar tradisional selama masa kampanye. Pasar tradisional, terlebih di tengah kota besar yang modern, kini telah berubah menjadi sebuah simbol perjuangan rakyat kecil. Pasar tradisional adalah tempat di mana rakyat kecil berjuang mempertahankan hidup dan eksistensi di tengah kepungan tempat perbelanjaan modern.

“Mereka semua ingin membanguncitrasebagaipemimpinyang benar-benar memperjuangkan kondisi rakyat kecil.Citra itu dibangun melalui asosiasi antara pasar tradisional, kondisi kota modern, dan kedatangan yang menunjukkan perhatian pemimpin,”ujarnya. Namun, ujar Firmanzah, untuk memberi perhatian kepada rakyat kecil seharusnya kunjungan tidak hanya ke pasar tradisional, tetapi juga ke tempat lain seperti permukiman kumuh.

“Jika ingin memperkuat citra sebagai pembela rakyat kecil, ya harus didatangi juga tempat-tempat itu,”paparnya. Hampir semua capres dan cawapres giat berkunjung ke pasar tradisional pada masa kampanye Pemilu Presiden (Pilpres) 2009. Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono kemarin berkunjung ke pasar tradisional. SBY ke Pasar TanahAbang,Jakarta,sedangkan Boediono ke Pasar Larangan, Kabupaten Sidoarjo, Jatim. Pada Rabu (10/6) Boediono juga berkunjung ke Pasar Sambu dan Pasar Sambas Medan,Sumatera Utara.

Pada Jumat (5/6) Boediono juga bertemu dengan para pedagang Pasar Inpres,Jelambar,Jakarta. Menurut Boediono, keberadaan pasar tradisional tetap harus dipertahankan karena merupakan simbol dari ekonomi kerakyatan. Tanpa itu, pergerakan ekonomi tidak akan seimbang. “Di sini semuanya ada. Mata rantai perekonomian sangat tampak, mulai dari tempat produksi hingga proses penjualan,” kata Boediono. Sementara pasangan Jusuf Kalla dan Wiranto tak kalah rajin berkunjung ke pasar tradisional.

Rabu (10/6) lalu, Kalla untuk kesekian kalinya berada di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.Pada 15 Mei lalu,Kalla merayakan ulang tahunnya di pasar grosir tekstil terbesar itu. Istri Kalla, Mufidah Jusuf Kalla, dan istri cawapres Wiranto,Rugaiya Wiranto,juga tak ketinggalan menyapa para pedagang Pasar TanahAbang,2 Juni lalu. Saatke Yogyakarta,Kallasempat mampir di Pasar Beringharjo,begitu juga ke Pasar Caringin ketika berkunjung ke Bandung.

“Pasarpasar tradisional ini terus kita pertahankan dan perbaiki,”kata Kalla. Sementara Wiranto mengungkapkan, bersama Jusuf Kalla, mereka akan lebih fokus pada pembangunan dan pertumbuhan sektor riil. Menurut dia, selama ini Indonesia justru lebih mengedepankan pertumbuhan ekonomi makro yang tidak menyentuh langsung masyarakat luas.“Saya lebih senang pasar tradisional yang maju dibandingkan pasar bursa,” kata Wiranto di Makassar kemarin.

Pasangan Megawati Soekarnoputri- Prabowo Subianto tidak kalah intens berkunjung ke pasar tradisional. Pada Kamis (4/6), Prabowo melakukan kunjungan ke Pasar Caringin Bandung. Pada 25 Mei lalu,Megawati juga berkunjung ke Pasar Blok A,Jakarta.Pasangan ini juga menggelar deklarasi ulang di Pasar Gede,Solo,19 Mei lalu. Menurut Prabowo, salah satu program yang harus dicanangkan untuk meningkatkan kesejahteraan adalah mendorong kemandirian masyarakat dalam mengupayakan pertumbuhan ekonominya.

“Menyadari hal itu, dalam program ekonomi kerakyatan yang kami canangkan dan sudah disiapkan sejak lama,setidaknya ada tiga hal yang secara khusus ditujukan bagi pengembangan koperasi maupun pasar tradisional,” jelasnya. Prabowo juga menekankan perlunya memodernisasi pasar tradisional untuk pedagang kecil serta gerakan memperkuat sektor usaha kecil dengan cara melindungi pedagang pasar tradisional.

“Kita harus secara tegas melarang pembangunan pasar swalayan berskala besar yang tidak sesuai undang-undangdanmelindungipara pedagang pasar kecil yang terbukti mampu menopang kehidupan ekonomi di negara ini,”ujarnya. Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan,turun ke pasar tidak ada relevansinya dengan isu program ekonomi tiap capres dan cawapres.

Purbaya bahkan melihat ada pasangan yang menjadikan kampanye ke pasar tradisional sebagai serangan balik terhadap pasangan lain yang menggunakan jargon ekonomi kerakyatan. Sementara itu, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Ikhsan Modjo berpendapat langkah turun langsung ke masyarakat bawah lebih merupakan cara kandidat menambah elektabilitas. Ikhsan menilai semua calon sengaja tidak mau mengumumkan secara jelas program ekonomi masing-masing. Ini diperkirakan untuk menghindari kontroversi yang justru berbalik negatif kepada tiap calon.

Sementara Kepala Bidang Litbang Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Setio Edi menanggapi dingin kedatangan para capres dan cawapres ke pasar tradisional. Menurut dia, para pedagang sudah sering dimanfaatkan oleh kepentingankepentingan politik yang realisasinya tidak pernah ada. “Kalau mau pemilu, kita di pasar kandilihatnya strategis.Tapi kalau sudah ya mereka yang menang lupa pada nasib kita,”kata Setio.

Burung dan Tikus Serang Padi Ladangdi Kabupaten Tanah Karo

Tanah Karo, Ratusan hektar padi ladang di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara, gagal panen menyusul serangan burung dan tikus. Akibatnya, para petani menjerit karena menderita kerugian hingga jutaan rupiah.

Gagal panen kali ini, menurut sejumlah petani di Kecamatan Tiga Panah, Tanah Karo, yang ditemui Jumat (17/12), merupakan yang terburuk yang pernah terjadi selama tiga sampai lima tahun terakhir.

"Semakin lama serangan burung semakin hebat saja. Burung-burung mulai menyerang setelah padi mulai menguning dan bisa menghabiskan separuh dari hasil panen kami. Padahal, untuk menunggu panenan padi ladang butuh waktu sekitar enam bulan," kata Sedia Beru Barus (30), petani padi ladang di Desa Suka Damai, Kecamatan Tiga Panah.

Menurut Sedia Beru, tahun lalu padi ladang mereka juga diserang burung, namun petani masih dapat memanen lebih dari 75 persen. Saat ini petani hanya dapat memanen paling banyak 50 persen padi. Bahkan, sebagian petani hanya bisa memanen kurang dari 25 persen padi mereka.

Kerusakan makin parah

Di Desa Dokan, serangan burung dibarengi dengan serangan hama tikus sehingga tingkat kerusakan panen kian parah. "Burung memakan padi yang telah menguning, tetapi tikus memakan batang padi sejak masih muda sehingga tanaman roboh dan tidak bisa panen. Seharusnya satu hektar ladang bisa menghasilkan 60 goni atau sekitar 3,5 ton padi. Akan tetapi, sekarang paling banyak kami hanya bisa memanen lima goni padi. Bahkan, sering kali kami tidak bisa memanen sama sekali," kata Sikli (45), petani di Dokan.

Selama ini Kabupaten Tanah Karo merupakan penghasil padi ladang peringkat kedua di Sumatera Utara setelah Kabupaten Simalungun. Pada tahun 2001-2003 luas panenan padi ladang di Tanah Karo rata-rata 9.000 hektar dengan produksi sekitar 24.000 ton.

Namun, akibat serangan burung dan hama tikus yang kian mengganas, produksi padi ladang di Tanah Karo terus merosot dan kini diperkirakan produksi tinggal separuhnya.

"Kalau tidak segera ditanggulangi, petani padi ladang di Tanah Karo bisa hancur semua. Wabah yang paling mengkhawatirkan sebenarnya adalah tikus karena kerusakannya sangat parah dan serangannya cepat sekali," kata Sikli.

Sayur dan buah terpuruk

Derita petani di Kabupaten Tanah Karo kian lengkap karena hasil dari sayur-mayur yang selama ini menjadi andalan sumber nafkah mereka juga terus merosot.

"Tanaman cabai dan tomat sekarang juga terserang penyakit keriting sehingga hasilnya tidak bisa diharapkan lagi. Pertanian di Tanah Karo kini tidak menjanjikan lagi," kata Sikli.

Sejumlah petani kini mengandalkan aneka sayuran, seperti kol, wortel, bunga kol, selada, terong belanda, dan daun prei. Di samping itu, para petani juga mengandalkan jeruk sebagai sandaran hidup mereka.

Namun, harga jual komoditas sayuran dan jeruk sangat fluktuatif. "Wortel, misalnya, harganya turun terus sejak Lebaran. Jika biasanya bisa laku seharga Rp 1.800 per kilogram, kini harganya tidak lebih dari Rp 1.000 per per kilogram," kata Jon Tembun, petani dari Desa Suka Damai.

Menurut Jon, harga yang diterima petani dari penjualan hasil panen jeruk juga tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli bibit, biaya pemupukan, dan perawatan yang mencapai Rp 100.000-200.000 sampai panen.

Biaya produksi yang tinggi ini-terutama untuk membeli pupuk dan obat-obatan-tidak saja dialami petani jeruk, teta- pi juga dihadapi petani sayur, terutama petani kol dan kentang.

8,3 Kg Ganja Tak Bertuan Di Pololonia

Petugas security Bandara Polonia Medan menyita 8,3 kilogram ganja yang hendak dikirim dari Aceh ke Jakarta Utara, Kamis [21/05].Barang-barang dari kargo yang akan dikirim melewati X-ray untuk diperiksa.

Namun saat itu petuags curiga melihat bungkusab yang dikirim via pos dan begitu dibuka ternyata isinya daun ganja kering seberat 8,3 kilogram pada bungkusan itu tertera dikirim via pos Bandaaceh yang akan dikirim ke alamat Ny Ani beralamat di Jalan Sungai Bambu 7 Gang Barokah, RT 004 RW 04 Np 24, Kecamatan Sungai Bambu, Jakarta Utara. Sedangkan pengirimnya tertulis dari Desa Meuleu, Kabupaten Pidie Jaya. Barang bukti ganja tersebut diserahkan ke Polda Sumut

Polres Tanah Karo Temukan Ladang Ganja Di Sibolangit

Polres Tanah Karo menemukan dua ladang ganja seluas satu hektar di Desa Kodon Kodon, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumut, dan mengamankan 346 batang pohon ganja setinggi 2,7 meter serta ganja kering sebanyak dua kilogram.

Namun tersangka pemilik ladang ganja yang bernama Darmawan Situmorang, penduduk desa tersebut melarikan diri sebelum kepolisian melakukan penggrebekan, kata Direktur Narkoba Polda Sumut, Kombes Pol Drs Anjan Pramuka Putra didampingi Kapolres Tanah Karo, AKBP. Tumpal Manik di Medan, Rabu [26/09].

Menurut Putra, penggrebekan dilakukan setelah polisi mendapat laporan masyarakat mengenai adanya ladang ganja di desa itu.

Didampingi pelapor, petugas langsung mendatangi lokasi untuk membuktikan kebenaran laporan itu. “Petugas langsung mengamankan lokasi setelah terbukti ada lading ganja itu,” katanya.

Kapolres Tanah Karo, AKBP Tumpal Manik, mengatakan, petugas sedang memburu tersangka yang melarikan diri itu, dan akan mendakwanya dengan tuduhan melanggar Pasal 82 ayat(1) huruf a dan Pasal 78 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.

Jalan Siborongborong-Dolok Sanggul Rawan Kecelakaan

Doloksanggul,Saat ini jalan provinsi dari Siborongborong menuju Doloksanggul sedang tahap pembangunan hotmix dan pembuatan drainase. Jalan provinsi itu sudah mulai tampak indah dan mulus namun masih sebagian. Bahkan lubang-lubang yang selama ini rawan kecelakaan sudah ditutupi dengan hotmix.
Namun sangat disayangkan, bahan-bahan materil yang dipergunakan untuk pembangunan itu ditumpukkan di badan jalan sehingga sangat mengganggu pengguna jalan, bahkan tergolong rawan kecelakaan. Demikian penuturan beberapa pengguna jalan kepada SIB di Doloksanggul, Jumat (5/6). Dikatakan, dalam seminggu ini sudah ada pengguna jalan mengalami kecelakaan seperti terjadi di Kecamatan Lintongnihuta tidak jauh dari Mapolres Humbahas termasuk di Nagasaribu tepatnya di lokasi pembuatan gambut.
Dekat Mapolres, truk pembawa kayu terbalik karena berusaha mengelakkan tumpukan bahan materil dan melintas di beram jalan. Ternyata beram jalan yang dilintasi belum padat sehingga truk bermuatan berat itu oleng dan terbalik.
Peristiwa lain, mobil Departemen Sosial RI bernomor plat B 9769 XX tabrakan dengan mobil pick up berhenti karena kondisi jalan bergelombang. Kondisi jalan itu bergelombang harus dimaklumi pengguna jalan karena di lokasi selama ini telah terjadi pengerukan tanah gambut sehingga sangat berpengaruh dengan mutu jalan. Namun pemerintah tetap melakukan pemeliharaan dengan cara menutupi lubang. Warga mengharapkan kepada pengguna jalan supaya hati-hati setiap melintasi proyek pembangunan jalan. Artinya, dinas terkait ataupun pemborongnya tidak bisa langsung disalahkan karena yang diperbuat untuk perbaikan infrastruktur.

Pembunuh dan Pemerkosa Bocah Kakak Beradik di Ringkus

Tanah Karo, Pembunuh dan pemerkosa bocah kakak-beradik, Maysarah (7) dan Adelia Syafira (5), Minggu (7/6), diringkus pihak kepolisian. Setelah diburon selama dua hari, JS (17) warga Desa Kubucolia Kecamatan Dolat Rakyat diringkus Polsek Tiga Panah di Jalan Jamin Ginting Simpang Selayang Medan, Selasa (9/6) malam sekitar pukul 21.35 WIB
Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka langsung diboyong ke sel tahanan Mapolsek Tiga Panah. “Tersangka dikenakan pasal berlapis, yakni pasal 80 ayat 2 tentang perlindungan anak tahun 2002, pasal 338, pasal 351 ayat 3 dan pasal 285 KUH Pidana,” ujar Kapolsek Tiga Panah AKP JH Situmorang kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (10/6).
Kapolsek mengatakan dalam mengungkap kasus itu, pihaknya sempat memeriksa LS, pria yang pernah dicurigai dalam kasus pemerkosaan dan pembunuhan pada tahun 2006. “Saat Latif diperiksa, tersangka JS menelepon dia untuk menanyakan situasi desanya paska pembunuhan itu. Keduanya selama ini bersahabat,” ungkapnya.
Mendapat informasi ini, Polsek Tiga Panah meminta Latif terus berkomunikasi dengan JS untuk mengetahui persis keberadaannya di Medan . Selanjutnya, Polsek Tiga Panah bersama Latif langsung ke Medan .
“Dari mobil, Latif menunjuk tersangka yang tengah asyik di kedai kopi. Kemudian tim kita langsung meringkus tersangka dan digelandang ke Mapolsek Tiga Panah,” kata Kapolsek.
Pengakuan tersangka, pemerkosaan itu dilakukannya setelah menonton film porno melalui HP milik temannya. Usai menonton, JS pergi ke rumah korban dan mencuri uang sebesar Rp 15 ribu. Kelakuan JS ini sebenarnya dipergoki ibu korban. Namun, tidak digubrisnya.
Saat keluar dari rumah korban, JS melihat kedua korban tengah asyik bermain bakar kayu di halaman rumah orang tua bocah itu. Selanjutnya, tersangka mengajak keduanya untuk bermain-main di perladangan Juma Pasar Desa Kubucolia Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo.
Kesempatan itu dimanfaatkan JS untuk mencoba memperkosa Maysarah (7). Korban yang tidak terima perlakuan JS mencoba melawan. Sedangkan adiknya, Adelia Syafira (5) menjerit minta tolong kepada warga.
Karena kedua korban melawan, JS memukul mulut kakaknya yang menyebabkan kedua giginya terputus. Selanjutnya ia mencekik leher keduanya. “Dalam keadaan lemas, kakaknya terlebih dahulu saya perkosa selanjutnya adiknya saya perkosa. Untuk menutupi masalah ini, saya pakaikan celana dalam kedua korban,” ungkapnya.
Usai memperkosa kedua korban, pelaku menuju rumahnya sambil mengambil cairan pestisida jenis Roundap. “Saya mengambil roundap untuk dimasukkan ke mulut korban dan menempatkan Roundap itu tepat di atas kepala kedua korban sehingga seolah-olah korban minum racun pestisida untuk mengelabui petugas,” ungkapnya.
Ironisnya, usai kejadian itu tersangka tidak melarikan diri. JS malah berpura-pura ikut mencari keberadaan kedua korban. Pasalnya, selama ini orang tua korban, Agus (33) dan istrinya Susiana, warga Tanjung Balai yang sudah bekerja sebagai aron selama 9 bulan ini pernah bekerja di ladang orang tua tersangka dan lahan milik orang lain.
Saat ditanyakan mengapa tersangka tidak dikenakan pasal 340 KUHP Pidana, Situmorang mengatakan dalam kasus itu tersangka tidak melakukan pembunuhan berencana terhadap kedua korban. “Tersangka terlebih dahulu membunuh dari pada memberikan Roundap kepada korban,” ujarnya

Menegakkan Hak Perempuan, Hak Anak dan Kebebasan Berekspresi

Jakarta, Masyarakat Peduli Hak-hak Perempuan dan Kebebasan Berekspresi menilai kasus Prita Mulyasari (32) yang dipenjara akibat Surat Pembacanya tentang perlakuan yang kurang nyaman di Rumah Sakit Omni Internasional Alam Sutera, Tangerang pada sebuah media yang berujung gugatan pencemaran nama baik oleh RS yang bersangkutan adalah sebuah tragedi kemanusiaan. Karena, Prita sebagai korban buruknya pelayanan RS, justru dipenjarakan ketika dirinya menyampaikan keluhannya.

Akibatnya, dua puluh dua hari sejak 13 Mei 2009 silam, ibu dua anak Balita Khairan Ananto Nugroho (3 tahun) dan Ranarya Puandida Nugroho (1 tahun 3 bulan) ini, menjadi tahanan titipan oleh Kejaksaan Negeri Tangerang karena disangka mencemarkan nama baik rumah sakit melalui internet. Ia dijerat dengan Pasal 27 ayat 3, Undang-undang Nomor 11, Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan hukuman maksimal enam tahun penjara atau denda maksimal Rp 1 miliar. Kini, Prita masih menyandang status tahanan kota sejak 3 Juni lalu. Padahal sebagai pasien dan konsumen, hak-hak Prita dijamin Undang-undang, baik Undang-undang Praktek Kedokteran maupun Undang-undang Perlindungan Konsumen. Oleh karena itu, Prita tidak seharusnya ditahan hanya karena menuliskan surat keluhan. Malah seharusnya, Prita mendapatkan pembelaan atas tindakan yang tidak menyenangkan dari pihak Rumah Sakit.

Dari tindakan sewenang-wenang ini, hak anaknya untuk menyusui dari Ibu, sebagai bagian dari hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang telah tercabut, padahal hak ini pun telah diakomodir dalam sistem hukum Indonesia, baik dalam konstitusi maupun perundang-undangan, antara lain melalui ratifikasi dan pengundangan Konvensi Hak Anak dengan Keppres No. 36 Tahun 1990, UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM, UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan sebagainya.

Lebih dari itu, ada indikasi kuat kasus ini adalah sebuah bentuk pengalihisuan dari substansi buruknya pelayanan kesehatan, menjadi isu pencemaran nama baik. Padahal, ada banyak sekali kejanggalan dalam prosedur hukum yang merugikan Prita. Kini semua seolah mau cuci tangan. Pihak Kepolisian maupun Kejaksaan saling lempar tanggung jawab.

Untuk itu kami Masyarakat Peduli Hak-hak Perempuan dan Kebebasan Berekspresi ingin mendesak; Pertama: dalam penyelesaian kasus Prita, aparat penegak hukum sungguh-sungguh menjalankan tanggung jawabnya untuk menegakkan hukum demi tercapainya keadilan, dan bukan terjebak hanya bekerja berdasarkan ”book-rule” atau teks semata. Kedua, Prita Mulyasari dibebaskan dari segala tuntutan, baik perdata maupun pidana. Ketiga, pemulihan nama baik Prita, dan terakhir, ganti rugi bagi Prita dan keluarga, fasilitas dan pemulihan trauma komperhensif dengan pemerintah menyediakan kounselor dan psikolog bagi Ibu dan bagi anak-anak yang sedang menyusui akibat penahanan yang terjadi terhadap ibunya.

Bersama dengan ini pula kami ingin menyerukan agar:
1. Mereview dan mengkritisi lahirnya UU yang prosesnya tidak partisipatif, terutama sesuai pasal 53, UU No 10, tahun 2004, tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

2. Kepada kantor Kementerian terkait, termasuk Hukum dan HAM, Departemen Kesehatan dan juga Pemberdayaan Aparatur Negara, agar bergerak sinergis dalam pembuatan kebijakan yang pro masyarakat dan pro perempuan.

3. Mendesak kepada aparat negara dan aparat penegak hukum, termasuk kejaksaan, kepolisian, kehakiman agar melihat implementasi UU yang berperspektif gender dan juga prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia yang terkait.

4. Menegur kepada semua pimpinan Rumah Sakit atau lembaga kesehatan agar meningkatkan pelayanan yang optimal dan transparan pada masyarakat, terkait hak pasien dan hak konsumen pada informasi dan data yang jelas.

5. Mengajak masyarakat untuk memperjuangkan hak atas pelayanan publik dan juga hak akan kesehatan yang komprehensif, terutama untuk pelayanan kesehatan bagi pasien yang lengkap. Aspek ini bisa ditingkatkan dengan memastikan kebijakan yang berpihak pada rakyat dengan memastikan proses draft UU Kesehatan dan draft UU Pelayanan Publik yang sudah proses pembahasannya sedang dilakukan di DPR.

6. Mengkritisi ulang keputusan Mahkamah Konsitutsi terkait Judicial Review terhadap UU ITE, terutama dengan melihat kembali pada poin kebebasan berekspresi dan mengeluarkan pendapat (UUD 1945) dan Hak Konsumen (UU Konsumen). Kecenderungan misinterpretasi dari pasal-pasal dalam UU ini dapat mengekang kebebasan berekspresi dan merugikan siapapun, yang kemudian berlanjut pada pengekangan hak azasi manusia, hak perempuan dan anak.

Semoga persoalan kasus Ibu Prita menjadi preseden penting dalam menyoroti persoalan perkara hukum yang terjadi di Indonesia. Masyarakat wajib peduli pada persoalan dasar yaitu hak atas pelayanan kesehatan yang berkualitas, hak atas informasi dan hak atas upaya untuk menyampaikan keluhan dan penyelesaian sengketa. Dalam konteks pelayanan kesehatan tersebut, semua pihak harus bekerja sama bagi pelayanan kesehatan dan informasi yang benar (semua departemen terkait).

Pemekaran Kota Berastagi

Undang – Undang tentang Pemerintahan Daerah memberikan peluang kepada daerah untuk memekarkan wilayah. Dalam hal ini, pemekaran dapat dilakukan dengan metode top down (Dari pemerintah pusat) dan dengan metode bottom up (Dari masyarakat atau pemerintah daerah). Pemekaran yang berasal dari atas (top down) dilakukan jika pemerintah merasa bahwa efektivitas pembangunan suatu daerah akan meningkat dengan memekarkan daerah tersebut. Hal ini pernah dilakukan pada masa pemerintahan Megawati dengan memekarkan Propinsi Irian Jaya.

Dewasa ini, pemekaran menjadi sebuah komoditas politik yang unggul. Dimana setiap momen penting pemerintahan selalu dihadapkan dengan isu – isu pemekaran. Tanah Karo sendiri tidak lepas dari isu berkaitan dengan pemekaran Kabupaten Karo, bahkan pemekaran Kota Berastagi sudah menjadi agenda nasional dengan adanya Rapat Paripurna Pemekaran Pemko Berastagi. Sedangkan daerah lain yang juga diisukan akan mekar adalah Pemekaran Singalor Lau yang terdiri dari Kecamatan Tigabinanga, Kecamatan Juhar, Kecamatan Mardingding, Kecamatan Lau Baleng untuk membentuk suatu kabupaten baru.

Karo Pasca Pemekaran Kota Berastagi

Apa yang akan terjadi jika tanah karo ditinggalkan oleh berastagi?. Tentu saja itu akan menyebabkan kehilangan aset yang begitu besar untuk kabupaten karo. Pendapatan Asli Daerah Tanah Karo akan berkurang secara drastis karena bidang pariwisata yang ada di wilayah berastagi, tidak akan lagi memberikan kontribusi kepada Kabupaten karo. Salah satu syarat pemekaran adalah terjaminnya kesinambungan pembangunan di daerah hasil pemekaran dan tidak menyebabkan kehancuran bagi kabupaten induk.

Pemekaran Kota Berastagi, hendaknya dikaji ulang, karena pemekaran tersebut akan menyebabkan kerugian yang demikian besar bagi masyarakat karo. Identitas tanah karo sekarang ini adalah berastagi. Sehingga pemekaran kota brastagi akan menjadi salah satu penyebab degradasi identitas masyarakat karo.

Bagaimana Pendapat Anda, Sampaikan disini?

Berburu Bunga ke Tanah Karo Simalem

Tidak jarang terdengar bahwa Tanah Karo Simalem juga merupakan “sarangnya” bunga. Mengapa para kolektor bunga kerap mencari bunga-bunga ke sana. Siapa pula menyangka di perbukitan Gunung Sibayak dan Sinabung tumbuh aneka bunga yang tak kalah menawan. “Kantung Semar Sinabung” dan “Kantung Semar Sibayak” misalnya. Kedua jenis ini berbeda dengan jenis Kantung Semar di daerah lain. Daerah ini juga memiliki “Bunga Berastagi”, yang khas meski sederhana tapi cukup diminati.Jika Anda termasuk “pemburu bunga”, maka Berastagi adalah tempat yang pas untuk buruan Anda. Singgahlah di Jalan Jamin Ginting, kira-kira 1 kilometer sebelum tiba di Kota Berastagi dan..,”selamat berburu bunga”. Di sepanjang tepi jalan akan tampak berjejer jajaan bunga beraneka jenis, kualitas dan harga; mulai dari yang langka, impor, lokal, bahkan yang termurah sekalipun.
Bagaimana pula geliat bisnis bunga di sana? Geliat bisnis bunga ternyata mengalir tak seperti air. Mulus dan tanpa rintangan. Apalagi di wilayah Karo, bunga identik dengan souvenir. Tapi, sebenarnya anggapan itu pun tidak selamanya benar. Pasalnya, bunga, jika telah melekat di hati pengagumnya, ia akan tetap dicari. Sebab bunga adalah bunga. Konon, ia bisa memberi banyak arti dan kesan. Ada pula yang mengatakan bahwa bunga adalah simbol kehidupan.
“Aku bisa mengenal dan menggambarkan siapa engkau dari bunga yang kamu tanam di rumahmu,” ujar Selasa Ginting (57), salah satu pengusaha bunga di Jalan Jamin Ginting Berastagi, mengutip falsafah Cina.

BURUAN LOKAL

Kalau dulu, jenis bunga yang paling digemari adalah kaktus. Tapi kini mulai bergeser. “ Pembeli bukan sekadar membeli. Tapi, juga kolektor. Maka, tak heran jika mereka selalu mengikuti perkembangan-perkembangan terakhir,” kata Arihta Sembiring, pengusaha bunga lainnya.
Terakhir, yang paling sering dicari adalah bunga “filo”, sejenis bunga dengan daun yang beraneka warna: green dan red filo, filo silver, filo gergaji, black cardinal, red cerry dan sunlight filo. Sayangnya, bunga ini tergolong khusus untuk kolektor kelas menengah ke atas. Pasalnya, jenis bunga ini harus diimpor dari Thailand. Tak heran jika harganya pun lumayan mahal.
Selain filo, incaran lainnya adalah bunga jenis ‘anthorium”. “Yang paling diminati sekarang jenis ‘anthorium zamani’,” tambah Ginting. Selain itu, aglonema, dan kantung semar Sinabung dan Sibayak, yang tumbuh di sekitar perbukitan Gunung Sibayak dan Sinabung.“Menurut pengamatan saya, Kantung Semar Sinabung dan Sibayak juga memiliki daya tarik tersendiri. Pasalnya, meski setiap jenis bunga ini berbeda jebis dalam setiap wilayah, tapi jenis Sibayak dan Sinabung terbilang lebih menarik karena warna dan bentuknya yang khas,” ujar Ginting. Selain itu, bunga jenis ini juga hidup di sekitar hutan Deleng Lancuk, di tepian Danau Lau Kawar.
Ada lagi “Bunga Berastagi” yang memang hanya didapati di wilayah Karo. “Bunga ini menjadi semacam souvenir khas Karo. Paling tidak jenis ini wajib dibeli sebagai cindera mata,” ujar Arihta. Kebanyakan pembeli datang dari Medan dan kota lainnya.Meski demikian, jenis kaktus masih tetap favorit. Selain perawatan yang murah dan simpel, kaktus juga “memasyarakat”, tak pandang bulu. Artinya, kaktus milik semua kalangan. “Kaktus juga ‘bandel’. Daya tahan hidupnya kebal. Makanya sangat sesuai untuk mereka yang beraktivitas sibuk, tapi gemar merawat bunga,” ujar Ginting.
Arihta juga mengaku, pasaran kaktus masih tetap stabil. Artinya masih tetap dicari, khususnya kalangan pengusaha yang waktunya sedikit. “Perawatan kaktus cukup gampang memang. Asalkan ia tidak terkena sinar berlebihan dan jangan sampai terkena air, maka ia akan bertahan hidup dalam waktu lama,” jelasnya.
Bunga memang bukan memerlukan keahlian perawatan saja. Untuk merawat bunga, waktu adalah hal yang paling berharga. “Berikan perhatian khusus, jika tidak akan sia-sia,” kata Ginting. “Selanjutnya kita akan merasakan kenikmatannya.” Bagaimana dengan Anda?

Penari dari Tanah Karo Memukau Delegasi Internasional


Salah satu tarian yang mendapat sambutan sangat hangat dan meriah pada acara "International Conference on Peasant's Rights - La Via Campesina” dan Serikat Petani Indonesia adalah “Mbuah Page.” Acara tersebut berlangsung saat pembukaan konferensi di Gedung YTKI Jakarta, Sabtu (21/6). “Mbuah Page” adalah salah satu tarian budaya Batak Karo yang berasal dari Kabupaten Karo, Sumatera Utara Sabtu (21/6).

Dalam ajang "International Conference on Peasant's Rights." Tarian ini mengisahkan tentang hasil panen yang berlipah-ruah dan ajang muda-mudi mencari jodoh di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. “HIMMAKA PLUS” demikian grup yang membawakan tarian “Mbuah Page” pada acar tersebut ujar Ready Advancer Karo-Karo yang sehari bertugas di PT. Aneka Tambang - Jakarta menyatakan pada Harian Online KabarIndonesia (21/6) seusai acara.

Para penari ini terdiri pegawai dan mahasiswa yakni Ready Advancer Karo-Karo, M. Ivan Karo-Karo, M. Surya Bangun, Andiyous Karo-Karo, Rzki Rico Bangun, Dona Tarigan Novita Meliala Sari Ramadhani Basa Ginting, Karina Lingga dan Maya A.Putri Sebayang.

Sementara itu empat delegasi International Conference on Peasant's Rights saat santap siang bersama Editor HOKI tampak gembira seusai menyaksikan acara itu. Catherine Boscond-Sands (Irlandia), Anne Rode (Norwegia), Ferre Martine (Spanyol) dan Ekin Kurtig (Turki) senang pada konferensi tersebut.

Pagelaran tersebut adalah dalam rangka program La Via Campesina” dan Serikat Petani Indonesia. Menurut Cecep Risandar dan Isabelle Delforge selaku Media and Communication International Operative Secretariat, peserta International Conference on Peasant's Rights terdiri dari Perwakilan petani dari 25 negara yakni Indonesia, Senegal,Mozambique, South Africa, Egypt, Turkey, Spain, Norway, Italy, Switzerland, Dominican Republic, Ecuador, El Salvador, Honduras, Nicaragua, Colombia, Mexico, Brazil, Nepal, India, Korea, Malaysia, Timor Leste, Thailand, Philippines, Perwakilan petani SPI dari 11 propinsi yakni Sumatera Utara, Sumatera selatan, Sumatera Barat, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogkayakarta, NTB dan NTT.

Acara menampikan seni budaya Indonesia tersebut seusai temu pers . Tampil sebagai pembicara Henry Saragih, Koordinator Umum La Via Campesina dan Ketua Umum SPI (Serikat Petani Indonesia) Indonesia, Paul Nicholson, Anggota Komite Koordinator Internasional La Via Campesina – dari Basque Country dan Juana Mercedes, Koordinator Umum CONAMUCA (Konfederasi Nasional Perempuan Pedesaan) dari Republik Dominika.

Agenda Konferensi Internasional tersebut adalah sidang-sidang pleno dan komisi. Di hari akhir konferensi akan diadakan Field Trip ke desa Mandalawangi, Provinsi Banten.

Empat Warga Tanah Karo Diduga Flu Burung Dirawat di Medan

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara melaporkan adanya dugaan flu burung yang menyerang satu keluarga di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo, satu orang meninggal dunia, dan empat orang diantaranya masih dirawat intensif di RS.Adam Malik Medan.

Mereka yang masih dirawat, antara lain A. Boru Sembiring (25), Gonta Ginting (25), Boni Karo-karo (35), dan Pranata Prenata (1,5 tahun).

Menurut Kaban Infokom Provinsi Sumut Eddy Syofian di Medan, Selasa, mengatakan, sesuai informasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumut, mereka ini mulai terserang penyakit dengan gejala demam dan sesak nafas sejak 4 Mei lalu.

Namun, katanya, baru tanggal 8 Mei malam, korban dilarikan ke RS. Adam Malik Medan.

Dari hasil rontgen, terdapat gejala penomia radang paru-paru.Tapi belum bisa dipastikan apakah benar-benar mereka terserang flu burung, ujarnya.

Eddy menjelaskan, Dinas Kesehatan Provinsi Sumut, tanpa menunggu hasil pemeriksaan Laboratorium Depkes RI di Jakarta yang membutuhkan waktu dua minggu, sudah melakukan langkah-langkah penyebaran dengan memberikan obat Tamiflu kepada pasien yang dirawat inap di RS.Adam Malik Medan.

Ini untuk mengantisifasi berkembangnya virus tersebut, katanya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, Wakil Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sumut drh.Tetty Erlina Lubis saat ini juga sedang berada di Tiga Panah bersama Direktur Kesehatan Hewan Departemen Peternakan Syamsul Bahri untuk melakukan penelitian.

Namun, dari laporan sementara, belum ada unggas yang mati di kawasan tersebut.

Begitupun, pihak Dinas Kesehatan Peternakan Provinsi Sumut sudah mengambil specimen dari kotoran ternak, katanya.

Dalam menanggapi itu, Gubernur Sumut Rudolf M Pardede mengatakan, ia telah menginstruksikan Dinas Kesehatan Provinsi Sumut mengambil langkah-langkah cepat mengirimkan specimen kotoran korban ke Litbang Depkes RI di Jakarta guna memastikan apakah para korban benar-benar terserang flu burung atau tidak.

Selain itu, Dinkes juga diminta untuk mengambil langkah-langkah memutus mata rantai penyebaran virus tersebut.

Meski demikian, jelasnya, warga jangan dulu panik.Ini masih dalam penelitian Pemprovsu dan Pemkab Karo sudah mengambil langkah memutus rantai penyebaran virus ini.

Bupati Karo juga sudah melakukan rapat lintas sektoral guna membahas persoalan ini, tambahnya

Luna Maya Cium Pipi Ariel Peterpan di Dahsyat Award



Peterpan terpilih sebagai Band Dahsyat di acara Dahsyat Award yang diadakan RCTI malam ini, yang membawakan acara adalah Rafi Ahmad, Olga Syahputra dan Luna Maya.

Olga memang suka menggoda Luna, kali ini Olga memeluk Ariel Peterpan yang sudah naik panggung untuk menerima piala dan Luna berteriak minta Olga untuk melepaskan Ariel. Dengan spontan Olga mengerjain Luna bahwa Luna cemburu akhirnya Olga dan Rafi mengolok-olok Luna dan memintanya untuk mencium bibir Ariel.